Sebelum mengetahui hakikat sufi, maka perlu digaris
bawahi bahwa sufi itu adalah seorang yang mempunyai kefokusan dalam menyucikan
hati dari sesuatu yang bersifat materi, concern dalam hubungan antara manusia
dengan Penciptanya Yang Maha Agung, jujur dalam tindakan dan perbuatan serta maslahat lahir dan batin. Oleh karena itu, sufi haruslah seorang yang mempunyai hati
yang bersih ikhlas karena Allah semata, bersosial dengan baik karena Allah
sehingga muncullah karamat dari Allah Swt.
Syekh Sahl at-Tastari berkata; “Sufi adalah orang yang suci dari kotoran, senantiasa berfikir, meluangkan banyak waktu buat Allah Swt., baginya tidak ada beda antara emas dan tanah liat”.
Syekh Junaidi berkata: “Sufi bagaikan bumi yang selalu
di tanami dengan berbagai macam kotoran, namun bumi tetap membuahkan hasil yang
manis nan enak”.
Sufi yang sebenarnya adalah orang yang selamanya
menyucikan jiwa, membersihkan hati, tempat tidur, senantiasa berfikir dalam
semua ciptaan Allah, enggan mengetahui sesuatu yang keji dan kefasikan atau
mendengki dihatinya, tahu mana hartanya yang benar dan tidak meminta lebih,
tahu kewajibannya tanpa mengurangi sedikitpun kewajiban itu, dia mencintai
manusia sebagaimana mencintai dirinya sendiri dan tahu apa yang tidak disukai
manusia sebagaimana ia sendiri tidak menyukai hal itu.
Imam Ghazali berkata: “Ketahuilah bahwa orang yang
bersuluk pada Allah Swt. itu sedikit sekali jumlahnya, namun yang mengaku
banyak. Kita dapat mengetahui tanda orang yang bersuluk dengan baik dari ciri-ciri
sebagai berikut; semua tingkah lakunya yang bersifat ikhtiyar sesuai dengan
syari’at, bergantung pada keselarasannya dengan cita-cita, keyakinan yang kuat
(kebulatan tekad), berani menghadapi resiko dan dapat menahan diri.”
Dikutip dari Kitab Almunqidz Minad Dholal h.276, Diktat Fakultas Ushuluddin Universitas al-Azhar Kairo
Dikutip dari Kitab Almunqidz Minad Dholal h.276, Diktat Fakultas Ushuluddin Universitas al-Azhar Kairo